Kalau lo suka gelandang yang mainnya elegan, gak panikan, tapi tetap bisa motong serangan lawan dan nyalain serangan balik — Rodrigo Bentancur wajib lo perhatiin. Dia bukan tipe gelandang yang hobi dribble panjang atau show off skill, tapi kehadirannya bisa ngerubah arah permainan dalam sekejap.
Bentancur tuh kayak remote control di tengah. Gak kelihatan mencolok, tapi kalau lo matiin dia, alur permainan tim langsung kacau. Dan yang bikin dia makin spesial? Dia bisa adaptasi ke berbagai sistem, entah main bareng regista, jadi pivot tunggal, atau jadi box-to-box. Semua dijalanin dengan kepala dingin dan kaki yang kerja keras.

Awal Karier: Boca Juniors, Titik Lahir Seorang Pemikir Lapangan
Bentancur lahir di Nueva Helvecia, Uruguay, tahun 1997. Tapi karier profesionalnya dimulai di Argentina bareng Boca Juniors, klub raksasa Amerika Selatan. Di sana, dia langsung jadi sorotan karena gaya mainnya beda dari gelandang muda lain. Waktu yang lain lari ke sana-sini bawa bola, dia lebih milih stay calm, kontrol tempo, dan lepas umpan akurat.
Gak butuh waktu lama, talenta kayak dia langsung diendus klub Eropa. Dan uniknya, Juventus dapet hak milik dia dari transfer Carlos Tevez, karena Bentancur masuk dalam “opsi masa depan” dari kesepakatan itu. Gokil gak tuh? Belum main di Eropa aja, udah jadi bagian dari skema transfer elite.
Juventus: Naik Daun di Tengah Persaingan Ketat
Di Juventus, Bentancur datang sebagai pemain muda yang belum banyak dikenal fans Italia. Tapi pelan-pelan, dia masuk ke skuad inti. Waktu itu Juve punya banyak gelandang: Pjanic, Matuidi, Khedira, Rabiot, Ramsey. Tapi Bentancur tetap bisa bersaing karena satu hal: dia fleksibel dan disiplin.
Entah dipasang jadi gelandang tengah, deep-lying playmaker, atau wide midfielder, dia selalu ngasih stabilitas. Yang paling kelihatan dari gaya mainnya adalah ketenangan luar biasa di bawah tekanan. Dia jarang buang bola, selalu main simple tapi efektif, dan punya visi bagus buat bangun serangan dari belakang.
Tapi ya, karena Juve juga lagi dalam masa transisi taktik (gonta-ganti pelatih dari Allegri ke Sarri, lalu ke Pirlo, balik ke Allegri lagi), Bentancur gak selalu punya peran yang stabil. Di satu musim dia starter, di musim berikutnya dia rotasi. Dan akhirnya, di awal 2022, dia pindah ke Inggris buat cari tantangan baru.
Tottenham Hotspur: Bukan Sekadar Gelandang Pendamping
Tottenham beli Bentancur bareng Kulusevski, dan waktu itu banyak yang ngira dia cuma bakal jadi pelapis di lini tengah. Tapi ternyata, Bentancur langsung ngeklik sama Premier League. Gaya mainnya yang elegan tapi kuat bikin dia cocok buat tempo tinggi liga Inggris.
Dipasang di tengah bareng Højbjerg, Bentancur kasih keseimbangan penting buat Spurs. Dia bisa turun bantu defense, tapi juga sering muncul di kotak penalti lawan buat kasih opsi umpan. Lo pasti masih inget beberapa gol penting yang dia cetak musim pertamanya, termasuk comeback dramatis lawan Leeds yang dia tutup dengan brace.
Di lapangan, dia bukan pemain paling keras atau paling cepat. Tapi dia selalu ada di tempat yang tepat. Dia tahu kapan harus nutup ruang, kapan harus switch play, dan kapan harus hold bola buat reset tempo. Dan ini yang bikin pelatih jatuh cinta sama dia.
Cedera ACL: Momen Berat yang Uji Mentalitas
Sayangnya, musim 2022/23 jadi momen pahit buat Bentancur. Dia kena cedera ACL, dan harus absen cukup lama. Dan ini bukan cedera ringan. Buat pemain yang gaya mainnya banyak bergantung sama keseimbangan dan kontrol, ini bisa jadi momen penentu.
Tapi mental Bentancur gak main-main. Dia fight selama pemulihan, dan begitu balik, pelan-pelan mulai ambil tempatnya lagi. Emang butuh waktu buat balik ke performa puncak, tapi attitude-nya nunjukin bahwa dia punya karakter pejuang. Gak banyak ribut, gak banyak alasan — dia kerja keras dan buktikan di lapangan.
Gaya Main: Bukan Flamboyan, Tapi Fungsional Banget
Rodrigo Bentancur itu gelandang yang “nanggung segalanya”. Dia bisa ngatur ritme, motong serangan, bahkan bantu serangan balik. Tapi dia gak flashy. Dia gak pamer gaya atau skill gak penting. Setiap gerakannya punya tujuan. Dan itu bikin dia enak banget buat ditonton orang yang paham peran gelandang.
Beberapa ciri khas dia:
- Umpan vertikal yang langsung buka ruang
- Pergerakan posisi yang rapi banget, jarang out of position
- Ketahanan fisik buat main penuh tanpa kelihatan capek
- Koneksi bagus dengan rekan setim, terutama di build-up
Gaya main dia juga bisa adaptasi ke berbagai formasi: mau itu 4-3-3, 4-2-3-1, atau 3-5-2, dia bisa. Itu yang bikin dia cocok banget jadi pemain inti dalam tim yang dinamis.
Peran di Uruguay: Diam-Diam Krusial
Bareng timnas Uruguay, Bentancur udah jadi langganan sejak muda. Dia main bareng pemain-pemain senior kayak Cavani dan Suárez, tapi tetap bisa dapet tempat karena gaya mainnya beda. Dia bukan penyambung antarlini, dia otak yang tenang di tengah adu fisik dan chaos Amerika Selatan.
Di Piala Dunia 2022, dia sempat jadi salah satu gelandang terbaik di fase grup sebelum akhirnya Uruguay tersingkir. Tapi performanya dapet pujian. Banyak yang sadar bahwa Uruguay gak cuma punya striker kelas dunia, tapi juga gelandang “pengatur jalan cerita” kayak Bentancur.
Kesimpulan: Rodrigo Bentancur, Gelandang Modern yang Gak Banyak Bacot Tapi Banyak Aksi
Rodrigo Bentancur bukan pemain yang bakal bikin highlight viral tiap minggu, tapi kehadirannya vital. Dia adalah fondasi buat tim yang mau main rapi, efisien, dan cerdas. Gaya mainnya dewasa, pemikirannya tajam, dan yang paling penting: dia main buat tim, bukan buat diri sendiri.
Dari Boca ke Juventus, dari Spurs ke timnas Uruguay — perjalanan Bentancur buktiin bahwa lo gak perlu jadi paling mencolok buat jadi paling penting. Dan kalau dia bisa balik ke level terbaik pasca-cedera, Spurs punya gelandang yang bisa jadi kunci buat ngejar target tinggi m